Low Carbon Rice: Mengurangi dampak iklim dari produksi beras di Indonesia
Nasi adalah makanan pokok setengah dari populasi dunia setiap harinya, yang sayangnya juga menjadi salah satu pendorong utama pemanasan global. Produksi beras menghasilkan sekitar 2.5% dari total emisi Gas Rumah Kaca global yang disebabkan oleh manusia, sebanding dengan jejak emisi penerbangan internasional.
Indonesia is the third-largest rice producer worldwide. At the same time, rice producers are among the most vulnerable to climate change. They struggle with drought, floods, high temperatures and rising sea levels, which are direct threats to their livelihoods.
Some of the main challenges rice millers face include:
- The lack of access to financing for improved technology
- The lack of awareness and technical knowledge on sustainable rice production methods
- Inability to ensure higher prices for sustainable rice despite government control over price and exports and
- Underdeveloped business models for new income streams from verified sustainable rice, sale of rice straw and carbon credits from avoided emissions.
The rice millers are also highly affected by climate change. Twenty million hectares of rice fields are prone to floods. Another 20 million ha are exposed to drought. Rice cultivation uses 40% of the world’s freshwater in an irrigated lowland production system (the type of system used by most rice farmers in Java, Indonesia).
What is more, agrochemicals in rice cultivation are overused, which causes further deterioration of water quality, ecosystem integrity and human health.
Fokus utama dari proyek ini adalah untuk bekerja sama dengan penggiling padi untuk mengatasi tantangan yang kini mereka hadapi. Kendati berfokus pada penggiling padi, proyek ini juga direncanakan akan turut bertemu dengan petani skala kecil untuk advokasi dan dialog kebijakan produksi beras berkelanjutan di Indonesia.
Penerima manfaat langsung:
- 150 penggiling padi skala kecil di lima kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Indonesia (turunan dari keterlibatan dengan 10 kelompok tani dan 900 petani di lima kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Indonesia)
Penerima manfaat tak langsung:
- Pemerintah Indonesia
- Sektor swasta
- Sektor finansial
- Penduduk Indonesia dan global
Tujuan utama dari proyek adalah untuk mengurangi dampak iklim dari produksi beras dengan mengadopsi produksi beras berkelanjutan (di tingkat pascapanen). Secara spesifik, tujuan lainnya termasuk:
- Menciptakan kondisi yang memungkinkan dan kebijakan pendukung melalui fasilitas dialog kebijakan
- Memfasilitasi platform multi-pemangku kepentingan untuk tata kelola beras yang berkelanjutan
- Memfasilitasi peningkatan akses pasar melalui keterlibatan sektor swasta
- Menggali dan memfasilitasi peluang peningkatan akses untuk membiayai produsen beras
- Mengkomunikasikan proyek yang dikelola dengan baik serta mencapai target, dan memastikan penggunaan terbaik dari sumber daya tersedia kepada pemangku kepentingan
Berdasarkan Climate Home News, produksi beras berkontribusi atas 12% dari total emisi metana global, yang utamanya didorong karena dekomposisi anaerobik selama proses produksi berlangsung. Petani di Pulau Jawa, Indonesia, menggunakan lebih dari 1.400 liter air untuk menghasilkan 1 kg beras. Dikarenakan oleh penggunaan jumlah air yang begitu besar ini, ketersediaan air tawar untuk konsumsi manusia, ekosistem perairan, dan penggunaan lainnya sangat berkurang, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik air. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa produksi beras saat ini hadir dengan dampak yang tidak sedikit bagi iklim dan lingkungan. Namun demikian, seluruh dunia masih sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok, termasuk Indonesia, di mana beras sangat penting untuk kebutuhan pangan, budaya, dan perekonomian.
Proyek Low Carbon Rice, yang dijalankan oleh Preferred by Nature, bekerja sama dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), dan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), serta didanai oleh EU SWITCH-Asia grant programme, menjadi sebuah respons atas dampak negatif produksi beras konvensional di Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari produksi beras dengan mengimplementasikan metode produksi berkelanjutan di tingkat pascapanen. Dialog kebijakan dengan otoritas terkait di tingkat nasional dan kabupaten, serta memperkuat kapasitas institusional pemangku kepentingan yang berkaitan dengan produksi beras berkelanjutan, akan turut berperan penting pada aktivitas proyek.
Solusi dan masa depan
Untuk mencapai tujuan di atas, telah direncanakan kegiatan berikut dalam proses implementasi:
- Memperkenalkan penggiling padi kecil kepada konsep keberlanjutan, keuntungannya, serta mengembangkan model bisnis beras berkelanjutan
- Menyediakan pengembangan kapasitas yang ditargetkan untuk kebutuhan setiap kelompok pemangku kepentingan tertentu
- Menyediakan asistensi teknis untuk mendukung peralihan operasional penggiling padi ke arah yang lebih berkelanjutan
- Menyediakan dan memfasilitasi akses penggilingan padi ke pasar yang baru dan mekanisme keuangan baru untuk mendorong penerapan metode berkelanjutan
- Berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk membangun pendekatan berkelanjutan
- Memfasilitasi dialog kebijakan agar beras berkelanjutan dapat dikenal dan dan diperjualbelikan
- Mengembangkan kebijakan produksi dan petunjuk terkait dengan model kemitraan beras berkelanjutan serta memperkuat kapasitas institusional dari pemangku kepentingan terkait beras berkelanjutan di tingkat kabupaten
- Mengembangkan standar, kriteria, dan indikator untuk Indonesia Sustainable Rice platform
- Studi dasar untuk menentukan emisi Gas Rumah Kaca dari produksi beras di lima kabupaten, yang akan turut dilakukan kembali ketika proyek berakhir.
Hasil yang direncakan adalah kemampuan penggiling padi untuk memproduksi beras dengan biaya lebih rendah dan produktivitas lebih tinggi, dukungan dari para pelaku rantai pasok di Jawa, serta meningkatkan produksi beras berkelanjutan dengan pengurangan jejak karbon dalam proses produksinya.
Proyek ini memfasilitasi jalan untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, sehingga diharapkan dapat mengatasi perubahan iklim dan masalah besar pemanasan global.
Tujuan
Tujuan utama dari proyek adalah untuk mengurangi dampak iklim dari produksi beras dengan mengadopsi produksi beras berkelanjutan (di tingkat pascapanen). Secara spesifik, tujuan lainnya termasuk:
- Menciptakan kondisi yang memungkinkan dan kebijakan pendukung melalui fasilitas dialog kebijakan
- Memfasilitasi platform multi-pemangku kepentingan untuk tata kelola beras yang berkelanjutan
- Memfasilitasi peningkatan akses pasar melalui keterlibatan sektor swasta
- Menggali dan memfasilitasi peluang peningkatan akses untuk membiayai produsen beras
- Mengkomunikasikan proyek yang dikelola dengan baik serta mencapai target, dan memastikan penggunaan terbaik dari sumber daya tersedia kepada pemangku kepentingan
Berdasarkan Climate Home News, produksi beras berkontribusi atas 12% dari total emisi metana global, yang utamanya didorong karena dekomposisi anaerobik selama proses produksi berlangsung. Petani di Pulau Jawa, Indonesia, menggunakan lebih dari 1.400 liter air untuk menghasilkan 1 kg beras. Dikarenakan oleh penggunaan jumlah air yang begitu besar ini, ketersediaan air tawar untuk konsumsi manusia, ekosistem perairan, dan penggunaan lainnya sangat berkurang, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik air. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa produksi beras saat ini hadir dengan dampak yang tidak sedikit bagi iklim dan lingkungan. Namun demikian, seluruh dunia masih sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok, termasuk Indonesia, di mana beras sangat penting untuk kebutuhan pangan, budaya, dan perekonomian.
Proyek Low Carbon Rice, yang dijalankan oleh Preferred by Nature, bekerja sama dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), dan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), serta didanai oleh EU SWITCH-Asia grant programme, menjadi sebuah respons atas dampak negatif produksi beras konvensional di Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari produksi beras dengan mengimplementasikan metode produksi berkelanjutan di tingkat pascapanen. Dialog kebijakan dengan otoritas terkait di tingkat nasional dan kabupaten, serta memperkuat kapasitas institusional pemangku kepentingan yang berkaitan dengan produksi beras berkelanjutan, akan turut berperan penting pada aktivitas proyek.
Solusi dan masa depan
Untuk mencapai tujuan di atas, telah direncanakan kegiatan berikut dalam proses implementasi:
- Memperkenalkan penggiling padi kecil kepada konsep keberlanjutan, keuntungannya, serta mengembangkan model bisnis beras berkelanjutan
- Menyediakan pengembangan kapasitas yang ditargetkan untuk kebutuhan setiap kelompok pemangku kepentingan tertentu
- Menyediakan asistensi teknis untuk mendukung peralihan operasional penggiling padi ke arah yang lebih berkelanjutan
- Menyediakan dan memfasilitasi akses penggilingan padi ke pasar yang baru dan mekanisme keuangan baru untuk mendorong penerapan metode berkelanjutan
- Berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk membangun pendekatan berkelanjutan
- Memfasilitasi dialog kebijakan agar beras berkelanjutan dapat dikenal dan dan diperjualbelikan
- Mengembangkan kebijakan produksi dan petunjuk terkait dengan model kemitraan beras berkelanjutan serta memperkuat kapasitas institusional dari pemangku kepentingan terkait beras berkelanjutan di tingkat kabupaten
- Mengembangkan standar, kriteria, dan indikator untuk Indonesia Sustainable Rice platform
- Studi dasar untuk menentukan emisi Gas Rumah Kaca dari produksi beras di lima kabupaten, yang akan turut dilakukan kembali ketika proyek berakhir.
Hasil yang direncakan adalah kemampuan penggiling padi untuk memproduksi beras dengan biaya lebih rendah dan produktivitas lebih tinggi, dukungan dari para pelaku rantai pasok di Jawa, serta meningkatkan produksi beras berkelanjutan dengan pengurangan jejak karbon dalam proses produksinya.
Proyek ini memfasilitasi jalan untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, sehingga diharapkan dapat mengatasi perubahan iklim dan masalah besar pemanasan global.
Low Carbon Rice: Mengurangi dampak iklim dari produksi beras di Indonesia
Nasi adalah makanan pokok setengah dari populasi dunia setiap harinya, yang sayangnya juga menjadi salah satu pendorong utama pema...
Empowering Indonesian rice farmers with sustainable practices for better livelihoods
Globally, 20 million hectares of rice fields are prone to floods; another 20 million hectares are susceptible to drought. Rice cul...